PANDUAN PENILAIAN LOMBA
DAN KONTES
TERNAK SAPI PESISIR
DI KABUPATEN PESISIR
SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
oleh:
Dino Eka Putra,
S.Pt.

UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
pengembangan usaha di bidang peternakan, peternak akan menghadapi berbagai
permasalahan seperti aspek modal, aspek teknis dan aspek pasar terutama sekali
dalam penjualan ternak.
Dinas Peternakan Provinsi
Sumatera Barat (2011) melaporkan bahwa populasi sapi pesisir pada tahun 2011
jauh menurun dibandingkan tahun 2004 dan sedikit meningkat dibandingkan tahun
2008. Populasi sapi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2011 tercatat
93.581 ekor, sedikit meningkat dari tahun 2008 tercatat 89.995 ekor, dan jauh
menurun dibanding tahun 2004 yang mencapai 104.109 ekor. Penurunan populasi
diduga berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang bersifat ekstensif
tradisional, tingginya jumlah pemotongan ternak produktif, terbatasnya
pakan, menyempitnya areal penggembalaan, dan kurang tersedianya pejantan. Salah
satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
untuk meningkatkan populasi dan produktivitas Sapi Pesisir adalah melestarikan
dan mengembangkannya dengan melakukan penjaringan bibit Sapi Pesisir melalui
Lomba dan kontes ternak Sapi Pesisir dan seleksi Sapi Pesisir secara lansung ke
peternak dan atau kelompok ternak. Pengembangan sapi pesisir dilakukan di
sentra-sentra populasi dengan memperbaiki manajemen pemeliharaan, pemanfaatan
teknologi, dan pengendalian pengeluaran ternak.
Tujuan
1.
Upaya pelestarian ini terutama bertujuan untuk mempertahankan kemurnian
genetik sapi pesisir sebagai cadangan plasma nutfah
untuk pengembangan ternak di masa yang akan datang.
2.
Mendapatkan bibit Sapi Pesisir yang berkualitas dalam rangka
peremajaan.
3.
Memotivasi dan meransang peternak untuk memproduksi bibit sapi Pesisir
yang berkualitas.
4.
Memberi penghargaan kepada peternak yang berprestasi.
5.
Melakukan promosi calon bibit sapi Pesisir yang berkualitas.
6.
Meningkatkan nilai jual bibit sapi Pesisir.
Sasaran
1.
Peternak dan kelompok peternak
2.
Perusahaan peternakan
3.
Asosiasi peternak
4.
Lembaga pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, perguruan tinggi,
dan lembaga penelitian.
Keluaran
1.
Terlaksananya lomba dan kontes sapi Pesisir
2.
Terjaringnya bibit sapi Pesisir yang berkualitas
3.
Tumbuhnya semangat serta motivasi peternak dalam meningkatkan usaha
budidaya dan perbibitan sapi Pesisir yang bermutu
4.
Meningkatnya iklim berusaha dalam dunia peternakan dengan memanfaatkan
bibit unggul
Penutup
Demikian Panduan Penilaian Lomba dan
Kontes Sapi Pesisir ini disusun untuk dimanfaatkan sebagai dalam
penyelenggaraan Lomba dan Kontes Sapi Pesisir di Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat.
PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA DAN
KONTES TERNAK SAPI PESISIR DI KABUPATEN PESISIR SELATAN,
PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2012
Umum
Lomba dan Kontes ternak sapi Pesisir
adalah kegiatan untuk mendapatkan Sapi Pesisir yang terbaik meliputi
identifikasi, penilaian dan penetuan peningkatan peringkat (rangking) sapi
Pesisir yang diikutkan dalam lomba dan kontes sapi pesisir.
Jenis Lomba dan Kontes Ternak
Sapi Pesisir
1.
Sapi Pesisir Pejantan.
2.
Sapi Pesisir calon pejantan.
3.
Sapi Pesisir Penggemukan.
Persyaratan Ternak Sapi Pesisir yang Diikutkan dalam Lomba dan Kontes
1.
Peserta Lomba dan Kontes Sapi Pesisir berasal dari seluruh kecamatan
yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan.
2.
Pejantan Sapi Pesisir yang akan dinilai adalah sapi Pesisir hasil IB
atau kawin alam dan harus mempunyai kartu ternak atau kartu IB.
3.
Jumlah Sapi Pesisir yang diikutkan sebagai peserta lomba untuk
masing-masing jenis lomba adalah tiga (3) ekor terbaik per kecamatan.
4.
Sapi Pesisir peserta lomba dalam lomba ini secara eksterior harus
memenuhi kriteria.
Kriteria Lomba Kontes
1.
Sapi Pesisir Pejantan, calon pejantan dan penggemukan mempunyai
karakteristik kuantitatif maupun kualitatif ternak sapi Pesisir.
2.
Sapi Pesisir peserta lomba harus mempunyai kartu ternak dan atau kartu
IB.
3.
Umur sapi Pesisir: pejantan sapi Pesisir minimal sudah mempunyai
keturunan dan maksimal umur 3,5 tahun (poel 3 pasang). Calon pejantan sapi
Pesisir berumur 1,5-2,5 tahun (poel1 pasang) atau belum mempunyai keturunan,
sapi Pesisir Penggemukan umur minimal 1,5 tahun (poel 1 Pasang).
4.
Penilaian sapi Pesisir meliputi:
Sifat Kuantitatif yang Dinilai
untuk Pejantan/calon Pejantan
|
Sifat Kuantitatif yang Dinilai
untuk Penggemukan
|
Sifat Kualitatif yang Dinilai
untuk Pejantan/calon Pejantan
|
1.
Tinggi gumba
2.
Panjang badan
3.
Lingkar dada
4.
Lebar dada
5.
Dalam dada
6.
Lebar pinggang
7.
Lebar pinggul
8.
Tinggi pinggul
9.
Lingkar scrotum
10. Libido dan kualitas sperma
11. Canon bone
12. Berat badan
13. Umur
|
1.
tinggi gumba
2.
panjang badan
3.
lingkar dada
4.
tinggi pinggul
5.
berat badan
6.
umur
7.
panjang kepala
8.
lebar dahi
|
1.
kepala dan leher
2.
warna kulit
3.
dada dan punggung
4.
pinggang dan pinggul
5.
paha dan kaki
6.
keharmonisan bentuk
7.
testes
8.
bentuk moncong
9.
warna kuku dan tanduk
|
Pelaksanaan Lomba dan Kontes
1.
Pendaftaran peserta lomba: kecamatan mengirim/ mendaftarkan peserta
lomba sesuia dengan jenis sapi Pesisir terbaik dikecamatan masing-masing.
2.
Waktu lomba dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Februari 2013.
3.
Penilaian sapi Pesisir untuk masing-masing jenis lomba dan kontes
dilaksanakan di masing-masing kecamatan.
4.
Tim Juri berjumlah lima (5) orang, satu (1) dari Fakultas Peternakan
UGM sebagai ketua Tim Juri, dua (2) dari BIB Padang Mengatas dan dua (2) dari
Dinas Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan.
STANDAR MUTU BIBIT SAPI PESISIR
(SPI-NAK/01/43/1988)
Standar
Umum
1. Sapi Pesisir bibit harus sehat dan bebas dari cacat fisik seperti:
cacat mata (kebutaan), pincang, tanduk patah, lumpuh, kaki dan kuku abnormal
serta tidak terdapat kelainan punggung atau cacat tubuh lainnya.
2. Sapi Pesisir bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak
mempunyai cacat pada alat kelaminnya.
Standar Khusus
Sifat Kualitatif
1.
|
Warna
|
:
|
Warna
bulu sapi jantan dan betina beragam dari merah muda, merah bata,
hitam-hitaman, coklat tua dan warna putih kehitaman. Warna sekitar mata,
mulut, bagian kaki dan bagian perut terdapat warna yang agak muda.
|
2.
|
Tanduk
|
:
|
Jantan:
Pendek, mengarah ke luar. Betina: Tanduk kecil dan mengarah keluar.
|
3.
|
Bentuk
badan
|
:
|
Jantan:
Badan kecil, punuk kecil, letaknya persis di atas scapula, leher pendek dan
berat, belakang leher lebar, bagian tubuh bagian depan lebih berat dari pada
tubuh bagian belakang, kemudi pendek dan bulat telur.
Betina:
Berbadan kecil, kepala agak panjang dan halus.
|
Sifat Kuantitatif
1.
|
Tinggi
gumba
|
:
|
Calon pejantan : minimal 104 cm.
Pejantan : minimal 107 cm.
Betina:
105 cm
|
2.
|
Umur
ternak
|
:
|
Calon
pejantan : maksimal ganti gigi permanen satu (1) pasang (poel 1 pasang) atau
1,5 sampai 2 tahun.
Pejantan:
maksimal ganti gigi permanen dua (2) pasang (poel 2 pasang) atau 2 sampai 3
tahun.
|
3
|
Sifat
Reproduksi Induk
|
:
|
- Rata-rata
lama bunting 283.59 + 7.30 hari
- Rata-rata
umur beranak pertama 36.83 + 1.73 bulan
- Rata-rata
sevice periode 148.62 + 20.77 hari
- Rata-rata
calving interval 430.90 + 20.78 hari
|
URAIAN PENILAIAN SAPI
PESISIR
1. Warna
kulit umumnya hitam.
2. Pada
sapi jantan kepala relatif pendek dengan dahi sempit sedangkan pada sapi betina
kepala agak panjang dan halus, cermin hidung hitam, ada lingkaran hitam
sekeliling mata, bertanduk hitam, kuku, dan bulu ekor juga hitam.
3. Telinga
ujungnya meruncing.
4. Punuk
kecil dan gelambir relatif kecil.
5. Bahunya
halus dan rata.
6. Garis
punggung relatif rata sampai ke pinggul.
7. Kakinya
sedang.
8. Testis (skrotum) simetris, menggantung normal, sedang dan panjangnya normal.
TATA CARA PENGUKURAN TUBUH TERNAK SAPI
Tinggi gumba
Mengukur jarak tegak lurus dari tanah
samapai dengan puncak gumba di belakang punuk dinyatakan dalam satuan
centimeter (cm).
Berat badan
Menimbang tubuh ternak dengan alat
timbang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) atau melakukan pengukuran lingkar
dada dengan pita ukur dinyatakan dalam satuan centimeter (cm) yang dilengkapi
perkiraan berat badan dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
Umur
Berdasarkan catatan kelahiran atau
berdasarkan pergantian gigi dan pertumbuhan gigi permanen. Berikut ini adalah
gambar untuk penentuan umur ternak Sapi Pesisir
berdasarkan kondisi gigi seri dan permanen.
Panjang Badan
Mengukur jarak lurus antara bagian depan
bahu sampai dengan benjolan tulang duduk dinyatakan dalam satuan centimeter
(cm).
Lebar Dada
Mengukur jarak pada bagian dada diantara
kaki depan sebelah dalam dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
Lingkar Dada
Mengukur keliling dada dengan
melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu dinyatakan dalam
centimeter (cm).
Dalam Dada
Mengukur jarak tegak lurus dada samapai
gumba dinyatakan dalam centimeter (cm).
Tinggi Pinggul
Mengukur jarak tegak lurus dari tanah
sampai dengan puncak pinggul dinyatakan dalam centimeter (cm).
Lingkar Scrotum
Mengukur keliling scrotum tepat dibagian
tengah scrotum dinyatakan dalam
centimeter (cm).
Lebar Pinggul
jarak
antara tuber coxae kiri dan kanan, diukur menggunakan tongkat ukur.
Lebar Pinggang
jarak antara sisi luar sudut pangkal
paha, diukur menggunakan tongkat ukur.
Lingkar
tulang pipa (cannon) (cm)
diukur di bagian tengah tulang pipa (cannon), diukur menggunakan tongkat
ukur.
Panjang
kepala (cm)
jarak antara puncak kepala sampai kecermin hidung, diukur menggunakan
tongkat ukur.
Lebar
dahi atas (cm)
jarak antara pangkal tanduk bagian atas, diukur menggunakan tongkat
ukur.
Libido
dan Kualitas Sperma
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1.
|
Keterangan
peserta:
|
|
Diisi
nama peternak, umur, pekerjaan dan alamat.
|
2.
|
Lokasi:
|
|
Diisi
informasi nama kecamatan, desa, dusun dan RT/RW.
|
3.
|
Keterngan
tentang ternak:
|
|
Diisi
nama/nomer ternak, tanggal lahir, pergantian gigi, pernah/belum pernah mengawini, perkiraaan
jumlah anak keturunan dan lama diternakkan.
|
4.
|
Asal
usul:
|
|
·
Diisi nama/identitas bapaknya, nomer straw (bila
hasil IB) dan alamat pemilik bapaknya.
|
|
·
Diisi nama/identitas induknya, nomer straw (bila
hasil IB) dan alamat pemilik bapaknya.
|
5.
|
Kepemilikan
ternak:
|
|
Diisi
jumlah Sapi Pesisir yang dimiliki dan status
kepemilikannya.
|
6.
|
Manajemen
pemeliharaan:
|
|
·
Berikan informasi sistem
pemeliharan dengan melingkari jawaban yang sesuai.
|
|
·
Berikan informasi
pemberian pakan dengan mencoret yang tidak sesuai dari jawaban yang ada.
|
|
·
Berikan informasi
vaksinasi dan atau obat-obatan (termasuk hormon) yang pernak diberikan.
|
7.
|
Hasil
pengukuran:
|
|
Kualitatif
|
|
·
Kolom 3, nilai max adalah
nilai maksimal yang dapat diberikan pada masing-masing sifat ternak.
|
|
·
Kolom 4, juri UGM adalah
hasil penilaian yang diisi oleh juri UGM atas sifat yang diikutkan dalam
lomba.
|
|
·
Kolom 5, juri PEMDA adalah
hasil penilaian yang diisi oleh juri PEMDA atas sifat yang diikutkan dalam
lomba.
|
|
·
Kolom 6, nilai merupakan
nilai pengukuran diisi oleh masing-masing juri UGM dan juri PEMDA.
|
|
·
Kolom 7, skor merupakan nilai
yang diberikan atas bobot sifat ternak.
|
|
·
Kolom 8, N x S merupakan
nilai perkalian atas pengukuran daya show.
|
|
·
Kolom 9, jumlah merupakan
penjumlahan hasil penilaian atas sifat ternak secara kualitatif
|
|
·
Kolom 10, merupakan total
nilai sifat kualitatif dikalikan nilai 0,4
|
|
Kuantitatif
|
|
·
Diisi sama dengan cara
pengisian kualitatif
|
|
·
Merupakan total nilai
sifat kuantitatif dikalikan nilai 0,6.
|
|
Grand
total merupakan total nilaisifat kualitatif ditambah total nilai sifat
kuantitatif.
|
8.
|
Reproduktivitas:
|
|
·
Berikan informsi tentang
libido, kualitas dan kuantitas semen.
|
|
·
Berikan rekomendasi layak
atau tidak.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar