Kamis, 21 Maret 2013

PANDUAN PENILAIAN LOMBA DAN KONTES TERNAK SAPI PESISIR


PANDUAN PENILAIAN LOMBA DAN KONTES
TERNAK SAPI PESISIR



DI KABUPATEN PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

















oleh:
Dino Eka Putra, S.Pt.



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
 


PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Dalam pengembangan usaha di bidang peternakan, peternak akan menghadapi berbagai permasalahan seperti aspek modal, aspek teknis dan aspek pasar terutama sekali dalam penjualan ternak.
       Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat (2011) melaporkan bahwa populasi sapi pesisir pada tahun 2011 jauh menurun dibandingkan tahun 2004 dan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2008. Populasi sapi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2011 tercatat 93.581 ekor, sedikit meningkat dari tahun 2008 tercatat 89.995 ekor, dan jauh menurun dibanding tahun 2004 yang mencapai 104.109 ekor. Penurunan populasi diduga berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang bersifat ekstensif tradisional, tingginya jumlah pemotongan ternak produktif, terbatasnya pakan, menyempitnya areal penggembalaan, dan kurang tersedianya pejantan. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk meningkatkan populasi dan produktivitas Sapi Pesisir adalah melestarikan dan mengembangkannya dengan melakukan penjaringan bibit Sapi Pesisir melalui Lomba dan kontes ternak Sapi Pesisir dan seleksi Sapi Pesisir secara lansung ke peternak dan atau kelompok ternak. Pengembangan sapi pesisir dilakukan di sentra-sentra populasi dengan memperbaiki manajemen pemeliharaan, pemanfaatan teknologi, dan pengendalian pengeluaran ternak.
Tujuan
1.    Upaya pelestarian ini terutama bertujuan untuk mempertahankan kemurnian genetik sapi pesisir sebagai cadangan plasma nutfah untuk  pengembangan ternak di masa yang akan datang.
2.    Mendapatkan bibit Sapi Pesisir yang berkualitas dalam rangka peremajaan.
3.    Memotivasi dan meransang peternak untuk memproduksi bibit sapi Pesisir yang berkualitas.
4.    Memberi penghargaan kepada peternak yang berprestasi.
5.    Melakukan promosi calon bibit sapi Pesisir yang berkualitas.
6.    Meningkatkan nilai jual bibit sapi Pesisir.
Sasaran
1.    Peternak dan kelompok peternak
2.    Perusahaan peternakan
3.    Asosiasi peternak
4.    Lembaga pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.
Keluaran
1.    Terlaksananya lomba dan kontes sapi Pesisir
2.    Terjaringnya bibit sapi Pesisir yang berkualitas
3.    Tumbuhnya semangat serta motivasi peternak dalam meningkatkan usaha budidaya dan perbibitan sapi Pesisir yang bermutu
4.    Meningkatnya iklim berusaha dalam dunia peternakan dengan memanfaatkan bibit unggul
Penutup
       Demikian Panduan Penilaian Lomba dan Kontes Sapi Pesisir ini disusun untuk dimanfaatkan sebagai dalam penyelenggaraan Lomba dan Kontes Sapi Pesisir di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.





PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA DAN KONTES TERNAK SAPI PESISIR DI KABUPATEN PESISIR SELATAN,
 PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2012
Umum
       Lomba dan Kontes ternak sapi Pesisir adalah kegiatan untuk mendapatkan Sapi Pesisir yang terbaik meliputi identifikasi, penilaian dan penetuan peningkatan peringkat (rangking) sapi Pesisir yang diikutkan dalam lomba dan kontes sapi pesisir.
Jenis Lomba dan Kontes Ternak Sapi Pesisir
1.    Sapi Pesisir Pejantan.
2.    Sapi Pesisir calon pejantan.
3.    Sapi Pesisir Penggemukan.
Persyaratan Ternak Sapi Pesisir yang Diikutkan dalam Lomba dan Kontes
1.    Peserta Lomba dan Kontes Sapi Pesisir berasal dari seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan.
2.    Pejantan Sapi Pesisir yang akan dinilai adalah sapi Pesisir hasil IB atau kawin alam dan harus mempunyai kartu ternak atau kartu IB.
3.    Jumlah Sapi Pesisir yang diikutkan sebagai peserta lomba untuk masing-masing jenis lomba adalah tiga (3) ekor terbaik per kecamatan.
4.    Sapi Pesisir peserta lomba dalam lomba ini secara eksterior harus memenuhi kriteria.
Kriteria Lomba Kontes
1.    Sapi Pesisir Pejantan, calon pejantan dan penggemukan mempunyai karakteristik kuantitatif maupun kualitatif ternak sapi Pesisir.
2.    Sapi Pesisir peserta lomba harus mempunyai kartu ternak dan atau kartu IB.
3.    Umur sapi Pesisir: pejantan sapi Pesisir minimal sudah mempunyai keturunan dan maksimal umur 3,5 tahun (poel 3 pasang). Calon pejantan sapi Pesisir berumur 1,5-2,5 tahun (poel1 pasang) atau belum mempunyai keturunan, sapi Pesisir Penggemukan umur minimal 1,5 tahun (poel 1 Pasang).
4.    Penilaian sapi Pesisir meliputi:
Sifat Kuantitatif yang Dinilai untuk Pejantan/calon Pejantan
Sifat Kuantitatif yang Dinilai untuk Penggemukan
Sifat Kualitatif yang Dinilai untuk Pejantan/calon Pejantan
1.    Tinggi gumba
2.    Panjang badan
3.    Lingkar dada
4.    Lebar dada
5.    Dalam dada
6.    Lebar pinggang
7.    Lebar pinggul
8.    Tinggi pinggul
9.    Lingkar scrotum
10. Libido dan kualitas sperma
11. Canon bone
12. Berat badan
13. Umur
1.    tinggi gumba
2.    panjang badan
3.    lingkar dada
4.    tinggi pinggul
5.    berat badan
6.    umur
7.    panjang kepala
8.    lebar dahi
1.    kepala dan leher
2.    warna kulit
3.    dada dan punggung
4.    pinggang dan pinggul
5.    paha dan kaki
6.    keharmonisan bentuk
7.    testes
8.    bentuk moncong
9.    warna kuku dan tanduk

Pelaksanaan Lomba dan Kontes
1.    Pendaftaran peserta lomba: kecamatan mengirim/ mendaftarkan peserta lomba sesuia dengan jenis sapi Pesisir terbaik dikecamatan masing-masing.
2.    Waktu lomba dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Februari 2013.
3.    Penilaian sapi Pesisir untuk masing-masing jenis lomba dan kontes dilaksanakan di masing-masing kecamatan.
4.    Tim Juri berjumlah lima (5) orang, satu (1) dari Fakultas Peternakan UGM sebagai ketua Tim Juri, dua (2) dari BIB Padang Mengatas dan dua (2) dari Dinas Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan.


 

STANDAR MUTU BIBIT SAPI PESISIR
(SPI-NAK/01/43/1988)

Standar Umum
1.      Sapi Pesisir bibit harus sehat dan bebas dari cacat fisik seperti: cacat mata (kebutaan), pincang, tanduk patah, lumpuh, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan punggung atau cacat tubuh lainnya.
2.      Sapi Pesisir bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak mempunyai cacat pada alat kelaminnya.
Standar Khusus
Sifat Kualitatif
1.
Warna
:
Warna bulu sapi jantan dan betina beragam dari merah muda, merah bata, hitam-hitaman, coklat tua dan warna putih kehitaman. Warna sekitar mata, mulut, bagian kaki dan bagian perut terdapat warna yang agak muda.
2.
Tanduk
:
Jantan: Pendek, mengarah ke luar. Betina: Tanduk kecil dan mengarah keluar.
3.
Bentuk badan
:
Jantan: Badan kecil, punuk kecil, letaknya persis di atas scapula, leher pendek dan berat, belakang leher lebar, bagian tubuh bagian depan lebih berat dari pada tubuh bagian belakang, kemudi pendek dan bulat telur.
Betina: Berbadan kecil, kepala agak panjang dan halus.

Sifat Kuantitatif
1.
Tinggi gumba
:
Calon pejantan : minimal 104 cm.
Pejantan : minimal 107 cm.
Betina: 105 cm
2.
Umur ternak
:
Calon pejantan : maksimal ganti gigi permanen satu (1) pasang (poel 1 pasang) atau 1,5 sampai 2 tahun.
Pejantan: maksimal ganti gigi permanen dua (2) pasang (poel 2 pasang) atau 2 sampai 3 tahun.
3
Sifat Reproduksi Induk
:
-       Rata-rata lama bunting 283.59 + 7.30 hari
-       Rata-rata umur beranak pertama 36.83 + 1.73 bulan
-       Rata-rata sevice periode 148.62 + 20.77 hari
-       Rata-rata calving interval 430.90 + 20.78 hari


URAIAN PENILAIAN SAPI PESISIR
1.  Warna kulit umumnya hitam.
2.  Pada sapi jantan kepala relatif pendek dengan dahi sempit sedangkan pada sapi betina kepala agak panjang dan halus, cermin hidung hitam, ada lingkaran hitam sekeliling mata, bertanduk hitam, kuku, dan bulu ekor juga hitam.
3.  Telinga ujungnya meruncing.
4.  Punuk kecil dan gelambir relatif kecil.
5.  Bahunya halus dan rata.
6.  Garis punggung relatif rata sampai ke pinggul.
7.  Kakinya sedang.
8.  Testis (skrotum) simetris, menggantung normal, sedang dan panjangnya normal.

 
TATA CARA PENGUKURAN TUBUH TERNAK SAPI

Tinggi gumba
       Mengukur jarak tegak lurus dari tanah samapai dengan puncak gumba di belakang punuk dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
Berat badan
       Menimbang tubuh ternak dengan alat timbang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) atau melakukan pengukuran lingkar dada dengan pita ukur dinyatakan dalam satuan centimeter (cm) yang dilengkapi perkiraan berat badan dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
Umur
       Berdasarkan catatan kelahiran atau berdasarkan pergantian gigi dan pertumbuhan gigi permanen. Berikut ini adalah gambar untuk penentuan umur ternak Sapi Pesisir  berdasarkan kondisi gigi seri dan permanen.

Panjang Badan
       Mengukur jarak lurus antara bagian depan bahu sampai dengan benjolan tulang duduk dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
Lebar Dada
       Mengukur jarak pada bagian dada diantara kaki depan sebelah dalam dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
Lingkar Dada
       Mengukur keliling dada dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu dinyatakan dalam centimeter (cm).
Dalam Dada
       Mengukur jarak tegak lurus dada samapai gumba dinyatakan dalam centimeter (cm).
Tinggi Pinggul
       Mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak pinggul dinyatakan dalam centimeter (cm).
Lingkar Scrotum
       Mengukur keliling scrotum tepat dibagian tengah scrotum dinyatakan dalam centimeter (cm).
Lebar Pinggul
       jarak antara tuber coxae kiri dan kanan, diukur menggunakan tongkat ukur.
Lebar Pinggang
       jarak antara sisi luar sudut pangkal paha, diukur menggunakan tongkat ukur.

Lingkar tulang pipa (cannon) (cm)
       diukur di bagian tengah tulang pipa (cannon), diukur menggunakan tongkat ukur.
Panjang kepala (cm)
       jarak antara puncak kepala sampai kecermin hidung, diukur menggunakan tongkat ukur.
Lebar dahi atas (cm)
       jarak antara pangkal tanduk bagian atas, diukur menggunakan tongkat ukur.
Libido dan Kualitas Sperma
 
 

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1.     
Keterangan peserta:

Diisi nama peternak, umur, pekerjaan dan alamat.
2.
Lokasi:

Diisi informasi nama kecamatan, desa, dusun dan RT/RW.
3.
Keterngan tentang ternak:

Diisi nama/nomer ternak, tanggal lahir, pergantian gigi, pernah/belum pernah mengawini, perkiraaan jumlah anak keturunan dan lama diternakkan.
4.
Asal usul:

·         Diisi nama/identitas bapaknya, nomer straw (bila hasil IB) dan alamat pemilik bapaknya.

·         Diisi nama/identitas induknya, nomer straw (bila hasil IB) dan alamat pemilik bapaknya.
5.
Kepemilikan ternak:

Diisi jumlah Sapi Pesisir  yang dimiliki dan status kepemilikannya. 
6.
Manajemen pemeliharaan:

·         Berikan informasi sistem pemeliharan dengan melingkari jawaban yang sesuai.

·         Berikan informasi pemberian pakan dengan mencoret yang tidak sesuai dari jawaban yang ada.

·         Berikan informasi vaksinasi dan atau obat-obatan (termasuk hormon) yang pernak diberikan.

7.
Hasil pengukuran:

Kualitatif

·         Kolom 3, nilai max adalah nilai maksimal yang dapat diberikan pada masing-masing sifat ternak.

·         Kolom 4, juri UGM adalah hasil penilaian yang diisi oleh juri UGM atas sifat yang diikutkan dalam lomba.

·         Kolom 5, juri PEMDA adalah hasil penilaian yang diisi oleh juri PEMDA atas sifat yang diikutkan dalam lomba.

·         Kolom 6, nilai merupakan nilai pengukuran diisi oleh masing-masing juri UGM dan juri PEMDA.

·         Kolom 7, skor merupakan nilai yang diberikan atas bobot sifat ternak.

·         Kolom 8, N x S merupakan nilai perkalian atas pengukuran daya show.

·         Kolom 9, jumlah merupakan penjumlahan hasil penilaian atas sifat ternak secara kualitatif

·         Kolom 10, merupakan total nilai sifat kualitatif dikalikan nilai 0,4

Kuantitatif

·         Diisi sama dengan cara pengisian kualitatif

·         Merupakan total nilai sifat kuantitatif dikalikan nilai 0,6.

Grand total merupakan total nilaisifat kualitatif ditambah total nilai sifat kuantitatif.
8.
Reproduktivitas:

·         Berikan informsi tentang libido, kualitas dan kuantitas semen.

·         Berikan rekomendasi layak atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar